IHSG Bangkit ke 7.321 Ditopang Kinerja 300 Saham
Kepriau, PaFI Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.321 pada Selasa (12/11). Indeks saham menguat 55,52 poin atau plus 0,76 persen dari perdagangan sebelumnya.
Mengutip RTI Infokom, investor melakukan transaksi sebesar Rp12,80 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 29,86 miliar saham.
Pada penutupan kali ini, 300 saham menguat, 276 terkoreksi, dan 215 lainnya stagnan. Terpantau delapan dari sebelas indeks sektoral menguat, dipimpin sektor energi yang naik 2,91 persen.
Sementara itu, nilai tukar rupiah pada pukul 15.30 WIB terpantau melemah 0,59 persen ke level Rp15.782 per dolar AS.
Beralih ke bursa asing, bursa saham Asia serampak melemah. Tercatat, indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,40 persen, indeks Hang Seng Composite di Hong Kong ambruk 2,84 persen, dan indeks Kospi di Korea Selatan jatuh 1,94 persen.
Serupa, bursa saham Eropa seluruhnya layu. Terpantau, indeks FTSE 100 di Inggris minus 0,80 persen, indeks CAC 40 di Prancis turun 1,05 persen, dan indeks DAX di Jerman merosot 0,99 persen.
Di lain sisi, bursa Amerika kompak menguat. Indeks S&P 500 plus 0,10 persen, indeks NYSE tumbuh 0,39 persen, dan indeks NASDAQ Composite naik 0,06 persen.
Pergerakan BREN menjadi perhatian pasar dalam dua hari terakhir, di mana akar masalah dari ambruknya saham BREN yakni terkait dikeluarkannya dari indeks FTSE.
FTSE Russell mengumumkan bahwa saham BREN PT, perusahaan energi terbarukan milik konglomerat Prajogo Pangestu akan dihapus dari FTSE Global All Cap Index.
Penghapusan ini berlaku efektif mulai 25 September 2024. Manajemen FTSE mengungkapkan alasan penghapusan tersebut karena saham BREN hanya dikuasai empat pemegang saham utama sebanyak 97% dari seluruh saham yang beredar.
Dalam dua hari perdagangan setelah pengumuman FTSE mengeluarkan BREN,
saham-nya mengalami ARB beruntun dan telah anjlok 35,83% ke posisi Rp 7.075 per lembar hingga akhir perdagangan kemarin. Dalam periode tersebut BREN kapitalisasi pasar-nya sudah menguap Rp 528,45 triliun.
Kapitalisasi saham BREN kini kurang dari Rp 1 kuadriliun yang membuatnya harus rela tergeser sebagai saham paling ber-value di bursa, digantikan lagi oleh saham BBCA.
Di lain sisi, pasar tampaknya mulai memfokuskan perhatiannya ke sentimen terkait memanasnya kembali Timur Tengah,
setelah aksi balasan Israel kepada kelompok Hizbullah. Selain itu, pemerintah China yang memberikan stimulus ekonomi juga sedang dicermati oleh pelaku pasar.